Kelana Budi
A.R.
Wahai kelana budi Engkau datang dari pelosok negeri Hanya untuk mengaih kehidupan suci Secercah asamu menanti mekar seri Wahai kelana budi Kau lalui jalan dengan menampi sunyi Tapak-tapak duri menggores langkah itu Tak hirau walau meratap rayui Wahai kelana budi Intiplah tiang pengharapanmu Sukakan dalam derai rengekmu Kikis segala kesumat pendera Wahai kelana budi Jemput daku setelah jaga mimpi pateri Aku menanti di hiasan tangga azali
Banjarbaru, 6 Juli 2003
Arti Dibalik Puisi:
Kelana Budi maknanya adalah seseorang yang berkelana untuk mencapai ketinggian budi, tak lain dan tak bukan dalam konteks puisi adalah seorang mahasiswa. Seseorang yang mungkin jauh-jauh datang dari pelosok daerah ke suatu tempat menuntut ilmu untuk menggapai cita-cita yang senantiasa disematkan di hatinya. Harapan akan terwujud cita-cita itulah yang menguatkan tekadnya. Dalam proses pencapaian itu selalu ada tantangan dan rintangan, namun hal itu disikapinya dengan kesabaran dan ketabahan. Saat semangat turun, maka ia melihat kembali pada niatan awalnya melangkah. Sehingga itu mampu mengangkat semangat lagi, terhapus dari deraian air mata.
Dan pada akhirnya jika semua sudah diusahakan dengan optimal, maka tinggallah ia berdo’a dan berpasrah kepada Yang Maha Kuasa untuk menjemput takdir jalan kehidupannya.(azl)
Kelana Budi maknanya adalah seseorang yang berkelana untuk mencapai ketinggian budi, tak lain dan tak bukan dalam konteks puisi adalah seorang mahasiswa. Seseorang yang mungkin jauh-jauh datang dari pelosok daerah ke suatu tempat menuntut ilmu untuk menggapai cita-cita yang senantiasa disematkan di hatinya. Harapan akan terwujud cita-cita itulah yang menguatkan tekadnya. Dalam proses pencapaian itu selalu ada tantangan dan rintangan, namun hal itu disikapinya dengan kesabaran dan ketabahan. Saat semangat turun, maka ia melihat kembali pada niatan awalnya melangkah. Sehingga itu mampu mengangkat semangat lagi, terhapus dari deraian air mata.
Dan pada akhirnya jika semua sudah diusahakan dengan optimal, maka tinggallah ia berdo’a dan berpasrah kepada Yang Maha Kuasa untuk menjemput takdir jalan kehidupannya.(azl)